IKA BINA EN PABOLO (KEKOMPAKAN/KERJASAMA ATAU GOTONG ROYONG DALAM MEMBANGUN DAN MEMPERBAIKI SESUAI DENGAN BIDANG/FUNGSI DAN KEMAMPUAN MASING-MASING, SEHINGGA TERWUJUD APA YANG DICITA-CITAKAN OLEH MASYARAKAT LABUHANBATU)

Senin, 14 November 2011

Alquran Membimbing Jalan Hidup Manusia

Sesungguhnya Alquran ini memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus. (QS Al-Isra’ 9) BELUM pernah terjadi dalam sejarah budaya manusia ada suatu umat yang begitu tertarik memperhatikan kitab samawi/kitab sucinya sebagaimana halnya perhatian umat Muhammad. Tidak pernah kami dengar kitab suci manapun yang mendapat pemeliharaan dan penjagaan serta penghormatan dan penghargaan sebagaimana halnya kitab suci Alquran. Ia adalah mukijizat Nabi Muhammad SAW yang abadi, hujjahnya dan keterangan-keterangannya begitu mantap dan tersebar ke seluruh alam.


Tidak aneh kalau Alquranul Adzim itu mempunyai kedudukan yang sungguh mulia dan mendapat tempat yang agung di hati sanubari kaum muslimin, karena kejadian-kejadian yang beriringan dengan turunnya kitab suci ini, membuatnya bersanding pada kedudukan yang paling atas di antara kitab-kitab samawi lainnya. Alquran akan membawahi seluruh wahyu yang disampaikan kepada para Nabi dan Rasul lainnya baik berupa petunjuk, ishlah (perbaikan), pendidikan, pengajaran, keseluruhan budi pekerti maupun undang-undangnya.


Sungguh teramat indah ucapan seorang pujangga yang mengatakan: Allahu ... Akbar ... Sungguh hebat agama Muhammad, dan kitabnya yang bernilai tinggi, kitab-kitab yang lain menjadi tidak berarti, bila dibandingkan kitabnya yang suci, bagaikan sinar fajar, yang lain kan pudar.


Alquran telah membangkitkan umat memperbaharui masyarakat dan menyusun generasi yang belum pernah tampil dalam sejarah. Ia menampilkan orang Arab dari kehidupan sebagai penggembala unta dan kambing menjadi pemimpin bangsa-bangsa yang dapat menguasai dunia bahkan sampai ke negeri-negeri yang begitu jauh mengenalnya. Kesemuanya itu berkat Alquran sebagai mukjizat (Muhammad) penutup para Nabi dan Rasul. Dalam hal ini seorang tokoh penyair mengatakan: “Saudara Isa telah menggugah, orang yang mati menjadi hidup, sedangkan anda menghidupkan generasi dari bahaya kemusnahan ...”


Bila mukjizat para Nabi terdahulu itu berupa mukjizat indrawi yang sesuai dengan masa dan zaman di masa mereka dibangkitkan, mukjizat Nabi Musa AS berupa tangan dan tongkat karena ia diutus pada suatu masa dimana banyak ahli sihir dan merajalelanya sihir. Demikian pula mukjizat Nabi Isa AS dimana ia dapat menghidupkan orang-orang mati, menyembuhkan penyakit buta dan kusta serta dapat memberitahukan hal-hal yang ghaib, karena diutus pada suatu masa dimana ilmu kedokteran dan pengetahuan begitu subur dan populer, dokter-dokter spesialis bermunculan. Kala itu tampillah Isa ibnu Maryam dengan membawa sesutu yang mengagumkan serta menundukkan mereka yaitu dapat menyembuhkan orang-orang yang sakit, menghidupkan orang-orang yang telah mati dan menyembuhkan orang-orang yang buta serta tuli.


Bila mukjizat Nabi dan Rasul terdahulu berupa mukjizat materi yang bersifat indrawi maka mukjizat Muhammad bin Abdillah adalah mukjizat ruhiyah yang bersifat rasional. Allah telah memberikan keistimewaan kepadanya berupa Alquran sebagai mukjizat rasional yang kekal di sepanjang zaman agar dapat diperhatikan oleh orang yang mempunyai hati dan pemikiran. Sehingga mereka bisa terkena pantulan sinarnya dan mempergunakan petunjuknya, di saat kini dan nanti.


Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: “Tiada seorang Nabi pun dari nabi-nabi yang terdahulu itu kecuali mereka hanya diberi mukjizat yang sesuai agar manusia mempercayainya, tetapi (mukijzat) yang diberikan kepadaku adalah berupa wahyu (pengetahuan) yang disampaikan oleh Allah SWT kepadaku. Aku mengharapkan agar aku menjadi Nabi yang paling banyak pengikutnya.” (HR Al-Bukhari).


Jika demikian maka wahyu samawi yang disampaikan dalam lubuk hati Nabi yang dipercaya itu agar menjadi sinar dan rahmat bagi sekalian alam. Ia adalah mukjizat Islam yang langgeng, hujjah yang kekal dan tegak di muka bumi sebagai saksi kebenaran Rasul serta menjadi juru bicara kebesaran dan kelanggengan Islam.


Adapun mukjizat yang bersifat indrawi telah berlalu bersama kejadian-kejadian alamiah dan sirna dari kenyataan, berbarengan dengan wafatnya para Nabi yang mulia sebagai pembawanya. Mukjizat tersebut tidak akan nampak lagi ujud dan keterangannya kecuali yang diceritakan dalam Alquran tentang peristiwanya. Karena itu Alquran memiliki kelebihan dan sangat menonjol melebihi semua mukjizat baik telah lalu maupun yang akan terjadi (kalau ada).


Seorang ilmuwan ternama Imam Al-Zarkoni memberikan komentar: Di sini kami akan memperoleh suatu pengertian bahwa Alquran dengan seluruh aspek kemukjizatannya telah dinyatakan abadi, tidak akan hilang dengan berlalunya masa, tidak akan mati dengan wafatnya Rasulullah SAW, tetapi ia akan tegak di muka bumi dan akan menghantam orang yang berdusta dan mengingkarinya. Alquran mengajak (mengantarkan) seluruh bangsa untuk mengikuti petunjuk keselamatan dan kebahagiaan umat manusia.


Karena itu akan jelaslah perbedaan antara mukjizat Nabi Islam (Muhammad SAW) dengan mukjizat rekan-rekannya para nabi yang lain. Mukjizat Nabi Muhammad merupakan kesatuan dari beribu judul karangan yang sungguh selalu menarik di sepanjang masa, sampai saat ini dan nanti sehingga Allah SWT kelak mewarisi bumi dan seluruh yang ada di persada ini.


Sedangkan mukjizat seluruh Rasul (yang lain) jumlahnya terbatas dan pendek masanya. Akan lenyap dengan tenggelamnya masa dan akan hilang dengan wafatnya mereka. Orang yang mencari-carinya tidak akan menemui kecuali hanya sekadar cerita. Tidak benar orang-orang yang menemuinya kecuali dari Alquran. Itulah nikmat yang diberikan kepada Alquran dimana melebihi seluruh kitab dan seluruh (mukjizat) para Rasul dan yang dinilai benar oleh semua agama.


“Dan telah Kami turunkan kepadamu (Muhammad) kitab (Alquran) dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu ...” (QS Al-Maidah 48).


Syekh Muhammad Al-Banna mengatakan dalam teksnya: “Apabila terjadi sesuatu di luar kebiasaan dari Nabi SAW di luar Alquran sebagaimana dalam sunnah-sunnah yang sholeh, maka Nabi SAW sendiri tidak menantangnya tetapi tantangannya dengan Alquran itu sendiri. Karenanya Alquran adalah sesuatu mukjizat Rasul yang menguatkan risalahnya dan akan menyinarkan hati orang-orang mukmin yang mengikutinya.”


Misi (Risalah) Rasulullah SAW adalah lengkap lagi kekal karena menjadi penutup seluruh risalah. Hikmahnya yaitu agar mukjizat dan bentuk risalahnya selalu selaras. Para nabi yang terdahulu mengembangkan misinya hanya kepada kaumnya yang terbatas dan berkesudahan dengan datangnya kerasulan yang berikutnya.


Tidaklah mungkin kalau mukjizat penutup para rasul berupa indrawi yang hanya dilihat oleh sekelompok manusia waktu terjadinya, yang kemudian setelah rasul itu wafat masalah indrawi tersebut lenyap yang tidak nampak oleh seorangpun, karena alat indra tidaklah sesuai lagi dengan jenis risalah ini dan tidak sesuai pula dengan kelanggengannya. Maka dengan demikian Alquran itulah yang menjadi mukjizat untuk seluruh manusia dan karena itu pula datanglah dari bentuk lain bukan jenis mukjizat yang terdahulu.


Alquran datang ke atas dunia setelah kemampuan manusia lengkap dan pemikiran meningkat, karena risalah Nabi kita Muhammad SAW adalah untuk memenuhi manusia setelah manusia itu sendiri mencapai tahap kepintarannya dan pertumbuhan akalnya yang secara keseluruhan telah mencapai kesempurnaan. Mukjizat Muhammad bisa dicapai dengan akal tidak lagi membutuhkan macam-macam perasaan indra. Ia berupa ide-ide yang abadi bisa ditangkap kearifannya oleh manusia dalam setiap generasinya. Ia merupakan mukjizat untuk membimbing/meluruskan jalan hidup semua manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Pasang Kode Iklan sobat yg berukuran 120 x 600 disini!!!